RSS Feed

MUI Minta Jangan Anarkis

Posted by Kevin Christian D.

Sintang, 07 Juni 2010. Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Sintang H Ni'am Husni, menghimbau masyarakat jangan melakukan tindakan anarkis, menyusul keresahaan dengan aktivitas warga Ahmadiyah di Desa Balai Harapan, Kecamatan Tempunak, Kabupaten Sintang.
"Saya minta masyarakat tetap sabar jangan anarkis dengan melakukan pembongkaran. Mereka juga masih saudara kita, masyarakat Indonesia yang berhak tinggal & menetap di Kabupaten Sintang ini. Untuk aliran yang mereka anut, serahkanlah kepada pemerintah sebagai pengatur negara kita ini," ucap Ni'am Husni, minggu (6/6).
Pernyataan MUI tersebut dikarenakan keresahaan warga dengan hadirnya sebuah surau milik jemaah Ahmadiyah di kawasan tersebut. Padahal masyarkat sudah pernah melakukan pembongkaran dua bangunan surau yang didirikan disana 2006 silam.
"Kita sudah pernah mengajak jamaah Ahmadiyah ini kembali ke ajaran Islam Nabi Muhammad SAW. Namun mereka selalu menolak & kembali ke ajaran mereka, ini yang kadang membuat masyarakat kesal. Hanya saja kita minta masyarakat agar tetap berusaha mengajak mereka ke ajaran semula, dengan cara yang lembut," ujar H Ni'am Husni.
Dalam kesempatan itu Ketua MUI ini mengajak para Jamaah Ahmadiyah untuk tidak keras kepala dengan ajakan masyarakat & para tokoh. "Tidak mungkin para ulama bisa terus mengendalikan masyarakat yang setiap hari merasa resah dengan keberadaan mereka," ujarnya.
Menurut H Ni'am, bukan hanya di Desa Balai Harapan, beberapa waktu lalu di Desa Sei. Ana juga ada aliran lain, yakni jamaah LDI yang akan mendirikan surau disana. "Karena mendapat tentangan dari masyarakat & kepala desa setempat, akhirnya surau tersebut batal didirikan," papar Ni'am Husni.

Harjo Sani (58), tokoh masyarakat Desa Balai Harapan Kecamatan Tempunak mengatakan, jarak rumahnya dengan surau Ahmadiyah sekitar 50 meter. Hingga kini, kata dia masyarakat sekitar masih menunggu keputusan dari Pemkab Sintang terkait keberadaan surau ini.
"Kalau pemerintah tidak segera bertindak, maka kami yang akan melakukan pembongkaran. Kami hanya mengakui agama islam ajaran Nabi Muhammad SAW, tidak ada nabi setelahnya," Ucap Harjo.
Aliran Ahmadiyah, menurut Harjo, sudah masuk ke Desa Balai Harapan Kecamatan Tempunak Sintang dari Kecamatan Sungai Tebelian sejak 2004. Namun karena masyarakat tidak menghendaki maka mereka beberapa tahun sempat pasif & muncul kembali sekarang ini.
"Pada tahun 2004 yang lalu mereka datang dari SP 4 Pandan Kecamatan Sungai Tebelian, dibawa seorang warga wilayah pandan tersebut. Mereka juga sempat mendirikan dua buah surau pada 2006. Namun pada saat itu masyarakat langsung melakukan pembongkaran paksa," terangnya.
Menurut Harjo, kekesalan warga bertambah lantaran dalam menyebarkan ajarannya agak memaksa. Maka dari itulah warga disana akan melakukan pembongkaran paksa lagi.
"Kami tidak mau desa kami dicap sebagai pusat aliran Ahmadiyah. Karena beberapa waktu lalu saya pernah mendengar gubernur kalbar Cornelis mengatakan, pusat jamaah Ahmadiyah di Kalbar ada di Kabupaten Sintang , tepatnya di desa balai harapan ini," Kata Harjo.
Pengurus jamaah Ahmadiyah Desa balai Harapan, Kecamatan Tempunak, Suwono mengatakan, pihaknya heran dengan ulah warga yang selalu menolak kehadiran mereka. Padahal, menurutnya , mereka sudah diakui di Indonesia termasuk di Kalbar sejak 2006.
"Kami tidak pernah menggangu masyarakat sekitar. Kami hanya menjalankan apa yang kami percayai & tidak berniat memaksa orang lain mengikuti ajaran kami," katanya.
Menurut Suwono, saat ini di Desa Balai harapan sudah ada sekitar 13 kepala keluarga yang bergabung sebagai jamaah Ahmadiyah, dengan total 60 jamaah.
"Kami hanya mengajak bergabung kepada mereka yang terbuka hatinya untuk mengikuti ajaran kami. Karena ajaran ini merupakan ajaran Islam yang sejati tidak ada satu ajaran pun yang melenceng dari Alquran," ujarnya.

0 komentar:

Posting Komentar

Followers